Asal Mula Angka 13 Disebut Sebagai Pembawa Sial
Angka 13 yang dianggap sebagai angka sial ternyata juga menyebar di luar keyakinan non-Kristen. "Ini meluas ke Euro-Amerika dan tertanam ke dalam budaya," kata Phillips Stevens, seorang profesor antropologi di University of Buffalo di New York.
Yang lebih menarik, menurut Stevens, adalah mengapa orang mengasosiasikan setiap hari Jumat tanggal 13 dengan nasib buruk. Jawabnya, kata dia, ada hubungannya dengan apa yang disebut prinsip-prinsip "pemikiran magis" yang ditemukan pada kebudayaan di seluruh dunia.
Seperti kejadian tamu ke-13 yang hadir dalam Perjamuan Terakhir membawa petaka, sehingga apapun yang berhubungan dengan nomor 13 dikaitkan dengan nasib buruk atau kemalangan.
Thomas Fernsler, seorang ilmuwan asosiasi kebijakan di Mathematics and Science Education Resource Center at the University of Delaware, Newark, mengatakan, angka 13 "menderita" karena posisinya setelah angka 12. Menurutnya 12 merupakan angka sempurna, karena biasa digunakan dalam satuan tertentu seperti 12 bulan, 12 zodiak, 12 dewa Olympus, 12 buruh Hercules, 12 suku Israel, dan 12 rasul Yesus.
Jumat, tak hanya dikenal sebagai hari penyaliban Yesus, para ahli Al Kitab percaya bahwa Hawa menggoda Adam dengan buah terlarang juga di hari Jumat.
Hingga zaman modern seperti sekarang, masih banyak orang yang mempercayai bahwa Jumat 13 merupakan hari sial. Maka tak sedikit dari mereka menolak untuk melakukan aktivitas perdagangan. Dampaknya sangat terasa pada perekonomian yang terasa semakin melambat.
"Diperkirakan bahwa US$800 hingga US$ 9 juta hilang dalam bisnis pada hari tersebut karena orang tidak akan berpergian atau melakukan bisnis mereka seperti biasanya," kata Donald Dossey, seorang sejarawan cerita rakyat dan pendiri Manajemen Stress Center dan Phobia Institute di Asheville, North Carolina.
Untuk mengantisipasi rasa takut dan cemas terhadap Jumat 13, maka sebagian orang memilih berdiam diri di rumah dan mempertimbangkan untuk bertemu orang lain di luar.
sumber:
voa islam.
Tag :
Sejarah