Ayo nglestarekno Budoyo Jowo ben ora ilang Soko Bumi Nusantoro

4 Mitos Asal Usul Tembang Jawa Lingsir Wengi

Sahabat...
Pasti diantara kalian sangat mengetahui tentang lagu Lingsir Wengi, bukan? Lagu yang berlirik Jawa tersebut sekarang dikenal sebagai lagu untuk memanggil makhluk gaib khususnya Kuntilanak. Namun ternyata pada awalnya, lagu tersebut tidak diciptakan untuk maksud tersebut.

Penggunaan lagu Lingsir Wengi ini sebagai lagu latar dari film hantu Indonesia membuat makna lagu ini menjadi salah arti. Sehingga membuat para pendengar lagu tersebut menjadi ketakutan karena akan kedatangan makhluk gaib ketika mendengar Lingsir Wengi.

Lagu Lingsir Wengi juga biasa dinyanyikan oleh ibu-ibu untuk menidurkan anaknya di kala malam yang sunyi, yang berfungsi agar si anak diberikan perlindungan oleh Tuhan. Nama lain dari Lingsir Wengi yaitu kidung Rumekso Ing Wengi.

Berikut kami rangkum 4 mitos asal usul lagu tersebut, sebagai berikut :


1. Sunan Kalijaga.
Sunan Kalijaga yang mempunyai nama kecil Raden Said ini memiliki nama-nama lain seperti Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban, dan Raden Abdurrahman. Beliau lah yang menciptakan lagu atau kidung Lingsir Wengi tersebut.


2. Lagu Gending Jawa
Sunan Kalijaga menciptakan kidung Lingsir Wengi dengan memakai pakem gending Jawa yaitu Macapat. Pakem Macapat ini terdiri dari 11 macam pakem yang salah satunya yaitu pakem Durma yang dipakai dalam Lingsir Wengi.

Lagu-lagu yang memakai Pakem Durma harus mencerminkan suasana yang keras, sangar, suram, kesedihan, bahkan bisa mengungkapkan sesuatu yang mengerikan dalam kehidupan. Oleh sebab itu, lagu Lingsir Wengi dilantunkan dengan perasaan yang lembut, tempo pelan, dan sangat menyayat hati.

Nama Kalijaga diperoleh karena beliau menyukai berendam di sungai pada saat beliau berada di Cirebon. Namun menurut pengamat lainnya, menyatakan bahwa kata Kalijaga berasala dari bahasa arab yaitu “Qadli Dzaqa” yang berarti penghulu suci kesultanan.

3. Sarana Dakwah
Sunan Kalijaga sangat menyukai kesenian, sehingga beliau memakai kesenian sebagai alat untuk menyebarkan agama Islam pada masa itu. Sunan Kalijaga menggunakan seni ukiran, wayang, gamelan, serta nyanyian dalam dakwahnya.

Salah satunya yang beliau gunakan adalah kidung Lingsir Wengi tersebut yang berisi doa kepada Tuhan. Selain itu, ia juga menciptakan baju takwa, perayaan sekatenan di Yogyakarta, dan lain-lain.

4. Lagu Tolak Bala
Lagu Lingsir Wengi dipakai oleh sunan Kalijaga setelah melakukan solat malam yang berfungsi untuk menolak bala atau mencegah perbuatan makhluk gaib yang ingin mengganggu. Selain itu makna lagu tersebut tersirat menyatakan sebuah doa kepada Tuhan.

Berikut lirik lagunya :
Lingsir wengi sliramu tumeking sirno Ojo tangi nggonmu guling Awas jo ngetoro Aku lagi bang wingo wingo Jin setan kang tak utusi Dadyo sebarang Wojo lelayu sebet

Dalam Bahasa indonesia :
Menjelang malam, dirimu akan lenyap Jangan bangun dari tempat tidurmu Awas jangan menampakkan diri Aku sedang dalam kemarahan besar Jin dan setan yang kuperintah Menjadi perantara Untuk mencabut nyawamu

Sumber: http://www.unikdunia.com/2013/02/5-mitos-asal-usul-lagu-lingsir-wengi.html
Tag : Sejarah
Back To Top