Menghirup asap dari sisa pembakaran kayu saat memasak sama saja dengan mengisap asap rokok tiga sampai lima batang per hari.
Yang memperparah, tidak sedikit para ibu menggendong anaknya ketika memasak.
Hal itu membuat si anak ikut terkena risiko infeksi saluran pernapasan. Salah satunya radang paru-paru (pneumonia). Resiko tersebut berkurang setengahnya pada dapur yang menggunakan cerobong untuk mengalirkan asapnya ke luar rumah.
Dapur modern pun tidak luput dari risiko tersebut. Belum tentu dapur modern bebas dari asap. Apalagi kondisi permukiman penduduk di perkotaan cenderung rapat-rapat. Sirkulasi udara terkadang tidak diperhatikan dengan baik.
Organ yang diserang adalah sistem pernapasan. Hal ini sering dianggap remeh. Padahal, bahaya asap dapur sama dengan asap rokok.
Efek yang paling cepat dikenali adalah bersin dan batuk-batuk. Sakit kepala juga bisa menyertai. Belum lagi ancaman penyakit serius seperti:
sumber: jpnn.com
Yang memperparah, tidak sedikit para ibu menggendong anaknya ketika memasak.
Hal itu membuat si anak ikut terkena risiko infeksi saluran pernapasan. Salah satunya radang paru-paru (pneumonia). Resiko tersebut berkurang setengahnya pada dapur yang menggunakan cerobong untuk mengalirkan asapnya ke luar rumah.
Dapur modern pun tidak luput dari risiko tersebut. Belum tentu dapur modern bebas dari asap. Apalagi kondisi permukiman penduduk di perkotaan cenderung rapat-rapat. Sirkulasi udara terkadang tidak diperhatikan dengan baik.
Gas-Gas Berbahaya
Padahal, asap sisa pembakaran mengandung partikel-partikel kecil dan gas-gas berbahaya. Yang paling tinggi adalah:- Karbon monoksida (CO).
- Nitrogen dioksida (NO2).
- Sulfur dioksida (SO2).
Organ yang diserang adalah sistem pernapasan. Hal ini sering dianggap remeh. Padahal, bahaya asap dapur sama dengan asap rokok.
Efek yang paling cepat dikenali adalah bersin dan batuk-batuk. Sakit kepala juga bisa menyertai. Belum lagi ancaman penyakit serius seperti:
- Asma.
- Pneumonia.
- Bronkitis.
- Kanker paru-paru.
sumber: jpnn.com
Tag :
Berita