Biasanya, satu tunas kelapa hanya akan menumbuhkan satu batang kelapa. Namun tidak demikian yang terjadi di Dusun Pencil RT 3 RW 1, Desa Boto, Kecamatan Baturetno, Wonogiri, Jawa Tengah.
Dari satu tunas, muncul delapan buah batang. Enam diantaranya telah berbuah dan sering dikonsumsi warga dan dijual, sedangkan dua batang lainnya masih muda dan belum berbunga.
Pohon kelapa nyeleneh itu tumbuh di pekarangan belakang almarhumah Ny Waginem. Kelapa aneh itu berjenis kelapa kuning, dan tumbuh cukup subur dengan daun hijau tua nan rimbun. Enam batang di antaranya sudah kerap berbuah dengan ketinggian sekitar 10 meter. Sementara dua batang lainnya masih belum dewasa dengan tinggi sekitar tiga meter.
“Sejak saya lahir, kelapa aneh itu sudah tumbuh. Dulu waktu saya kecil, ada empat batang, lalu lama-lama tumbuh lagi menjadi total delapan batang sekarang ini,” ungkap Kalis, tetangga almarhumah Ny Waginem seperti yang dilansir Radar Solo (Jawa Pos Group).
Kalis dipercaya anak-anak almarhumah Ny Waginem untuk mengurus rumah beserta pekarangan dan pohon yang tumbuh diatasnya, termasuk pohon kelapa nyeleneh tersebut. Ada empat orang anak almarhumah, dan semuanya telah berkeluarga dan memiliki rumah sendiri.
Menurut Kalis, orang yang kali pertama menanam tunas kelapa adalah Paiman, suami almarhumah, yang juga sudah tiada. Sekitar 34 tahun lalu, Paiman menanam tunas kelapa di pekarangan belakang. Awalnya, pohon kelapa tersebut tumbuh sebagaimana pohon kelapa lainnya, yakni hanya ada satu batang dari satu tunas yang ditanamnya.
Namun, keajaiban mulai selang beberapa tahun kemudian, di mana muncul batang baru yang tumbuh di sampingnya. Seperti jenis tumbuhan rumpun semisal bambu atau pisang. Tahun berganti tahun, jumlah batang yang bermunculan dari tunas itu semakin bertambah. Terakhir menjadi delapan seperti saat ini. “Belum tahu juga apakah akan masih bertambah lagi,” terangnya.
Kepala Desa (Kades) Boto, Bambang Edi Suroso mengakui, pohon kelapa milik almarhumah Ny Waginem memang terbilang unik. Pasalnya, baru ada satu itu. Jika ada yang nyeleneh, kelapa lain, hanyalah memiliki cabang pada sisi tengah atau atas batang. Lantaran kelapa tersebut merupakan kepunyaan keluarga besar almarhumah, maka segala sesuatu terkait pengurusan dan keberlangsungan hidup kelapa, diserahkan kepada keluarga.
sumber: radar solo, jpnn.com
Dari satu tunas, muncul delapan buah batang. Enam diantaranya telah berbuah dan sering dikonsumsi warga dan dijual, sedangkan dua batang lainnya masih muda dan belum berbunga.
Pohon kelapa nyeleneh itu tumbuh di pekarangan belakang almarhumah Ny Waginem. Kelapa aneh itu berjenis kelapa kuning, dan tumbuh cukup subur dengan daun hijau tua nan rimbun. Enam batang di antaranya sudah kerap berbuah dengan ketinggian sekitar 10 meter. Sementara dua batang lainnya masih belum dewasa dengan tinggi sekitar tiga meter.
“Sejak saya lahir, kelapa aneh itu sudah tumbuh. Dulu waktu saya kecil, ada empat batang, lalu lama-lama tumbuh lagi menjadi total delapan batang sekarang ini,” ungkap Kalis, tetangga almarhumah Ny Waginem seperti yang dilansir Radar Solo (Jawa Pos Group).
Kalis dipercaya anak-anak almarhumah Ny Waginem untuk mengurus rumah beserta pekarangan dan pohon yang tumbuh diatasnya, termasuk pohon kelapa nyeleneh tersebut. Ada empat orang anak almarhumah, dan semuanya telah berkeluarga dan memiliki rumah sendiri.
Menurut Kalis, orang yang kali pertama menanam tunas kelapa adalah Paiman, suami almarhumah, yang juga sudah tiada. Sekitar 34 tahun lalu, Paiman menanam tunas kelapa di pekarangan belakang. Awalnya, pohon kelapa tersebut tumbuh sebagaimana pohon kelapa lainnya, yakni hanya ada satu batang dari satu tunas yang ditanamnya.
Namun, keajaiban mulai selang beberapa tahun kemudian, di mana muncul batang baru yang tumbuh di sampingnya. Seperti jenis tumbuhan rumpun semisal bambu atau pisang. Tahun berganti tahun, jumlah batang yang bermunculan dari tunas itu semakin bertambah. Terakhir menjadi delapan seperti saat ini. “Belum tahu juga apakah akan masih bertambah lagi,” terangnya.
Kepala Desa (Kades) Boto, Bambang Edi Suroso mengakui, pohon kelapa milik almarhumah Ny Waginem memang terbilang unik. Pasalnya, baru ada satu itu. Jika ada yang nyeleneh, kelapa lain, hanyalah memiliki cabang pada sisi tengah atau atas batang. Lantaran kelapa tersebut merupakan kepunyaan keluarga besar almarhumah, maka segala sesuatu terkait pengurusan dan keberlangsungan hidup kelapa, diserahkan kepada keluarga.
sumber: radar solo, jpnn.com
Tag :
Berita