Kelas menengah
Sejak diimplementasikan 1 Januari 2014, minat masyarakat mendaftar sebagai peserta JKN masih tinggi. Layanan jaminan kesehatan nasional itu tak hanya dimanfaatkan masyarakat kurang mampu, tetapi kini juga dilirik kalangan masyarakat menengah sebagai jaminan kesehatan agar tak jatuh miskin jika sakit.
Hal itu terlihat dari panjangnya antrean calon peserta, terutama peserta mandiri, yang mendaftar sebagai peserta JKN di kantor-kantor cabang BPJS di Tanah Air. Kantor Cabang BPJS Kesehatan Makassar, misalnya, setiap hari selalu dipenuhi warga yang mendaftar sejak pagi. Tak jarang mereka kehabisan nomor antrean sehingga harus datang hari berikutnya karena antrean dibatasi hanya untuk 350 orang.
”Saya datang pukul 08.00, antrean sudah nomor 200-an,” ujar Junaedi (31), warga Kecamatan Panakukang. Pria yang bekerja sebagai karyawan hotel itu hendak mendaftarkan ibunya menjadi peserta kelas II dengan premi Rp 42.500 per bulan. Ia menyatakan tertarik mendaftarkan ibunya karena menilai JKN bermanfaat jika ibunya sewaktu-waktu sakit.
Tingginya animo masyarakat mendaftar hingga kini tak diduga Kepala Departemen Pemasaran dan Kepesertaan BPJS Kesehatan Divisi Regional Sulawesi Selatan Adi Siswadi. Semula, ia menduga antrean calon peserta hanya terjadi dalam tiga bulan pertama program JKN.
sumber: kompas.com
Sejak diimplementasikan 1 Januari 2014, minat masyarakat mendaftar sebagai peserta JKN masih tinggi. Layanan jaminan kesehatan nasional itu tak hanya dimanfaatkan masyarakat kurang mampu, tetapi kini juga dilirik kalangan masyarakat menengah sebagai jaminan kesehatan agar tak jatuh miskin jika sakit.
Hal itu terlihat dari panjangnya antrean calon peserta, terutama peserta mandiri, yang mendaftar sebagai peserta JKN di kantor-kantor cabang BPJS di Tanah Air. Kantor Cabang BPJS Kesehatan Makassar, misalnya, setiap hari selalu dipenuhi warga yang mendaftar sejak pagi. Tak jarang mereka kehabisan nomor antrean sehingga harus datang hari berikutnya karena antrean dibatasi hanya untuk 350 orang.
”Saya datang pukul 08.00, antrean sudah nomor 200-an,” ujar Junaedi (31), warga Kecamatan Panakukang. Pria yang bekerja sebagai karyawan hotel itu hendak mendaftarkan ibunya menjadi peserta kelas II dengan premi Rp 42.500 per bulan. Ia menyatakan tertarik mendaftarkan ibunya karena menilai JKN bermanfaat jika ibunya sewaktu-waktu sakit.
Tingginya animo masyarakat mendaftar hingga kini tak diduga Kepala Departemen Pemasaran dan Kepesertaan BPJS Kesehatan Divisi Regional Sulawesi Selatan Adi Siswadi. Semula, ia menduga antrean calon peserta hanya terjadi dalam tiga bulan pertama program JKN.
sumber: kompas.com
Tag :
Berita