Ayo nglestarekno Budoyo Jowo ben ora ilang Soko Bumi Nusantoro

Parah Mana AQJ atau Florence

Hanna Yuastia Purba tak tega melihat sahabatnya, Florence Sihombing menjadi objek pemberitaan di beberapa media selama beberapa hari ini.

Ia pun sempat menangis ketika mendengar kabar teman sebangkunya saat di SMP Budi Murni I Medan ini ditahan Polda DIY sejak Sabtu (31/8) petang.

"Aku beberapa hari ini sakit tapi aku benar-benar ingin menjenguk Florence di Yogyakarta. Mungkin setelah saya sembuh dan kondisi mulai tenang. Minimal memberikan dukungan moril lah," ujar Hanna, dihubungi Tribun, Minggu (31/8/2014).

Perempuan yang kini bekerja dan menjalankan bisnisnya di Jakarta ini, tetap menjalin komunikasi dengan Florence. "Kami sering komunikasi, telponan, BBM-an."
Hingga Kamis (28/9), Hanna melihat status umpatan yang di-posting Florence.
"Langsung BBM Florence. Are U okay? Ada masalah apa, Non?" tanya Hanna. Tak berapa lama, Hanna mendapat balasan bahwa temannya itu baik-baik saja. "Dia bilang, nggak apa-apa kok say. Pakai emoticon smile gitu. Sepertinya tenang-tenang, santai saja. Nggak nyangka bisa seluas dan seserius ini masalahnya," kata alumni SMA N 7 Medan ini.

Hanna terus memantau berita perkembangan sahabatnya itu. Ia mengakui kesal dengan komentar negatif, kecaman hingga teror yang diterima Florence.

"Kok lebay ya pemberitaannya. Dia di-bully habis-habisan. Gara-gara salah-salah kata ditahan. Mana lebih parah korban yang diakibatkan si AQJ anak Dhani atau Florence?"

Menurut Hanna, sebelum melanjutkan S2 di kenotariatan UGM, ibunya justru menyarankan Florence untuk memilih UI. Tetapi Florence tetap keukeuh memilih Yogyakarta sebagai tujuan pendidikannya.

"Dia itu jatuh cinta sama Yogya. Dia bilang alsannya karena suasana, kultur dan kebudayaan di Yogya itu benar-benar bagus. Seingatku Florence benar-benar berlatih mempersiapkan diri untuk melewati ujian masuk pascasarjana UGM."

Anak bungsu dari tiga bersaudari ini mengatakan apa yang disampaikan di beberapa pemberitaan tentang pribadi Florence, seolah mereka mengenal Florence. "Florence itu anaknya perhatian banget. Rajin.

Dia selalu menyemangati saya mengembangkan bisnis, memperdalam marketing. Bahkan, bisa aku bilang dia itu mentor aku. Florence bilang, Han, kalau mau sukses, jangan memancing di kolam kecil, memancing di kolam besar. Itu alasanku berani memulai bisnis di Jakarta dan meninggalkan Siantar."

Ia berharap kasus Florence berakhir dengan baik. Ia tak sanggup memikirkan kemungkinan terburuk.

sumber: tribunnews
Tag : Berita
Back To Top