Tujuh PNS, enam diantaranya guru, terjaring dalam razia PNS kemarin (27/11) pagi.
Seperti biasa mereka yang terjaring selalu berkilah untuk melepaskan diri dari Satpol PP.
“Surat tugasnya ada kok, tapi di sepeda motor,” kata UM yang dicegat selagi berbelanja pakaian anak-anak di Pasar Ksatriaan. Ditanya apa hubungan surat tugas dengan kegiatan berbelanjanya, UM akhirnya menyerah dan mengaku. “Mengajar sudah selesai. Kemari ya buat beli pakaian anak saya,” imbuhnya.
Lain lagi dengan RA yang dicegat di Pasar Lama. Kepada petugas, ia berkali-kali menegaskan dirinya adalah karyawan swasta. Diminta menunjukkan KTP, ia mengaku ketinggalan. Setengah dipaksa, RA akhirnya memenuhi permintaan petugas. Di KTP dengan jelas tertera pekerjaannya sebagai seorang PNS.
“Di tempat saya mengajar, jam segini (pukul 11.00) sudah masuk jam istirahat,” kilahnya lagi. Tujuh PNS ini dicegat Satpol PP di Pasar Ksatriaan, Pasar Lama dan Pasar Sederhana. Sementara di Pasar Kuripan dan Pasar Batuah hasilnya nihil. Paling banyak terjaring di Pasar Lama.
Menurut penuturan beberapa pedagang pasar, Satpol PP terlambat beberapa menit. Mendengar kedatangan Satpol PP, mereka sudah keburu kabur. “Kami justru gembira kalau hasil razia PNS itu sedikit, artinya mereka makin sadar. Jangan salah paham, dikira kami senang menindak rekan-rekan kami sesama PNS,” kata Kabid Tibum Satpol PP Kota Banjarmasin, Apiluddin Noor.
Seperti biasa, para PNS ini hanya didata. Satpol PP lalu menyurati atasan mereka masing-masing terkait perilaku bawahannya. “Surat ini kami tembuskan pada BKD (Badan Kepegawaian Daerah) dan Sekdako. Pemberian sanksi menjadi wewenang atasan masing-masing,” tandas Apiluddin.
jpnn.com
Seperti biasa mereka yang terjaring selalu berkilah untuk melepaskan diri dari Satpol PP.
“Surat tugasnya ada kok, tapi di sepeda motor,” kata UM yang dicegat selagi berbelanja pakaian anak-anak di Pasar Ksatriaan. Ditanya apa hubungan surat tugas dengan kegiatan berbelanjanya, UM akhirnya menyerah dan mengaku. “Mengajar sudah selesai. Kemari ya buat beli pakaian anak saya,” imbuhnya.
Lain lagi dengan RA yang dicegat di Pasar Lama. Kepada petugas, ia berkali-kali menegaskan dirinya adalah karyawan swasta. Diminta menunjukkan KTP, ia mengaku ketinggalan. Setengah dipaksa, RA akhirnya memenuhi permintaan petugas. Di KTP dengan jelas tertera pekerjaannya sebagai seorang PNS.
“Di tempat saya mengajar, jam segini (pukul 11.00) sudah masuk jam istirahat,” kilahnya lagi. Tujuh PNS ini dicegat Satpol PP di Pasar Ksatriaan, Pasar Lama dan Pasar Sederhana. Sementara di Pasar Kuripan dan Pasar Batuah hasilnya nihil. Paling banyak terjaring di Pasar Lama.
Menurut penuturan beberapa pedagang pasar, Satpol PP terlambat beberapa menit. Mendengar kedatangan Satpol PP, mereka sudah keburu kabur. “Kami justru gembira kalau hasil razia PNS itu sedikit, artinya mereka makin sadar. Jangan salah paham, dikira kami senang menindak rekan-rekan kami sesama PNS,” kata Kabid Tibum Satpol PP Kota Banjarmasin, Apiluddin Noor.
Seperti biasa, para PNS ini hanya didata. Satpol PP lalu menyurati atasan mereka masing-masing terkait perilaku bawahannya. “Surat ini kami tembuskan pada BKD (Badan Kepegawaian Daerah) dan Sekdako. Pemberian sanksi menjadi wewenang atasan masing-masing,” tandas Apiluddin.
jpnn.com
Tag :
CPNS