Ada pria Jepang, warga Tokyo, hidup sebagai sopir truk.
Dia (sebut saja namanya Nobita) tidak menikah. Hidupnya melarat.
Tapi, alangkah kagetnya dia saat menemukan fakta bahwa dirinya bisa saja kaya raya kalau tidak tertukar di rumah sakit ketika bayi.
"Rumah sakit harus bisa memutar kembali waktu hidup saya ke masa saat saya lahir," kata pria 60 tahun yang identitas aslinya memang tidak disebutkan itu. "Lha iya. Ini kok bisa terjadi? Jujur, saya jadi tidak menerima nasib hidup saya ini," gerutunya kepada media.
Roda nasibnya berawal saat dia lahir pada 1953 di sebuah rumah sakit di Tokyo. Saat keluar dari rumah sakit, dia tertukar dengan bayi lain yang lahir 13 menit setelah dia. Bayi lain itu akhirnya hidup sebagai sulung empat anak dalam sebuah keluarga kaya raya.
Sedangkan Nobita tinggal bersama janda yang harus menghidupi anaknya yang lain. Mereka hidup dalam sebuah flat sederhana tanpa hiburan apa pun kecuali sebuah radio. Nobita pun harus belajar di sekolah malam sambil bekerja.
Nasibnya ketahuan setelah anak-anak keluarga kaya "keluarga asli Nobita" melakukan tes DNA. Sebab, mereka merasa tidak mirip dengan si sulung yang kini menjadi bos perusahaan realestat. Ketahuanlah bahwa sang sulung memang bukan bagian dari keluarga tersebut. Ketahuan pula bahwa rumah sakit melakukan kesalahan karena menukar bayi.
Pekan ini pengadilan menghukum rumah sakit. Lembaga itu harus membayar ganti rugi 38 juta yen atau sekitar Rp 4,3 miliar.
Keluarga asli Nobita membesarkan hatinya. "Hiduplah 20 tahun lagi agar kita bisa menebus waktu yang hilang," kata Nobita menirukan ucapan saudara-saudara aslinya.
Tapi, yang dia perlukan sebenarnya bukan itu. Dia benar-benar ingin kembali ke masa lalu, sebelum tertukar. "Saya ingin melihat orang tua asli saya hidup. Saya selalu menangis melihat potret mereka," ungkap Nobita.
sumber
jpnn.com
Dia (sebut saja namanya Nobita) tidak menikah. Hidupnya melarat.
Tapi, alangkah kagetnya dia saat menemukan fakta bahwa dirinya bisa saja kaya raya kalau tidak tertukar di rumah sakit ketika bayi.
"Rumah sakit harus bisa memutar kembali waktu hidup saya ke masa saat saya lahir," kata pria 60 tahun yang identitas aslinya memang tidak disebutkan itu. "Lha iya. Ini kok bisa terjadi? Jujur, saya jadi tidak menerima nasib hidup saya ini," gerutunya kepada media.
Roda nasibnya berawal saat dia lahir pada 1953 di sebuah rumah sakit di Tokyo. Saat keluar dari rumah sakit, dia tertukar dengan bayi lain yang lahir 13 menit setelah dia. Bayi lain itu akhirnya hidup sebagai sulung empat anak dalam sebuah keluarga kaya raya.
Sedangkan Nobita tinggal bersama janda yang harus menghidupi anaknya yang lain. Mereka hidup dalam sebuah flat sederhana tanpa hiburan apa pun kecuali sebuah radio. Nobita pun harus belajar di sekolah malam sambil bekerja.
Nasibnya ketahuan setelah anak-anak keluarga kaya "keluarga asli Nobita" melakukan tes DNA. Sebab, mereka merasa tidak mirip dengan si sulung yang kini menjadi bos perusahaan realestat. Ketahuanlah bahwa sang sulung memang bukan bagian dari keluarga tersebut. Ketahuan pula bahwa rumah sakit melakukan kesalahan karena menukar bayi.
Pekan ini pengadilan menghukum rumah sakit. Lembaga itu harus membayar ganti rugi 38 juta yen atau sekitar Rp 4,3 miliar.
Keluarga asli Nobita membesarkan hatinya. "Hiduplah 20 tahun lagi agar kita bisa menebus waktu yang hilang," kata Nobita menirukan ucapan saudara-saudara aslinya.
Tapi, yang dia perlukan sebenarnya bukan itu. Dia benar-benar ingin kembali ke masa lalu, sebelum tertukar. "Saya ingin melihat orang tua asli saya hidup. Saya selalu menangis melihat potret mereka," ungkap Nobita.
sumber
jpnn.com
Tag :
Berita