Jumlah pernikahan di Banyuwangi tergolong tinggi. Sampai September 2013, pernikahan yang terjadi di Bumi Blambangan itu mencapai lebih dari 10 ribu.
Sayang, awal 2013 kantor Kementerian Agama (Kemenag) Banyuwangi hanya mendapat kiriman buku nikah dari Kemenag RI sebanyak 8.000 pasang. Beruntung, kantor Kemenag Banyuwangi masih memiliki stok buku nikah tahun sebelumnya sebanyak 3.000 pasang.
Meski demikian, kekhawatiran kekosongan stok buku nikah tak bisa dihindari. Apalagi, jumlah pernikahan yang telah dilaporkan ke Kemenag Banyuwangi itu belum termasuk nikah yang terjadi pada bulan haji. Padahal, berdasar pengalaman tahun-tahun sebelumnya, pernikahan yang terjadi di bulan haji di seantero Banyuwangi mencapai 2.500 sampai 3.000 peristiwa.
Tingginya angka pernikahan yang tidak diimbangi pasokan stok buku nikah itu kini berdampak pada menipisnya stok buku nikah di kantor urusan agama (KUA) seantero Bumi Blambangan. Untuk menyiasati menipisnya pasokan tersebut, beberapa KUA terpaksa "meminjam" stok milik KUA lain.
Kepala Seksi (Kasi) Bimbingan Masyarakat (Binmas) Islam Moh Jali yang mewakili Kepala Kantor Kemenag Banyuwangi Santoso mengatakan, pernikahan di Banyuwangi rata-rata 17.000 per tahun. Stok buku nikah ideal adalah jumlah pernikahan plus sepuluh persen. Itu berarti, buku nikah yang seharusnya dipasok ke Kemenag Banyuwangi 18.700 pasang.
Dia mengatakan, pada awal 2013, kantor Kemenag Banyuwangi mendapat kiriman buku nikah 8.000 pasang. Padahal, sampai September 2013, pernikahan yang terjadi di Banyuwangi lebih dari 10.000 peristiwa.
"Jika dibandingkan stok yang datang pada awal tahun itu, terjadi minus lebih dari 2.000 pasang buku nikah. Beruntung, kami masih memiliki stok sisa tahun lalu sebanyak 3.000 pasang," ujarnya.
jawapos.co.id
Sayang, awal 2013 kantor Kementerian Agama (Kemenag) Banyuwangi hanya mendapat kiriman buku nikah dari Kemenag RI sebanyak 8.000 pasang. Beruntung, kantor Kemenag Banyuwangi masih memiliki stok buku nikah tahun sebelumnya sebanyak 3.000 pasang.
Meski demikian, kekhawatiran kekosongan stok buku nikah tak bisa dihindari. Apalagi, jumlah pernikahan yang telah dilaporkan ke Kemenag Banyuwangi itu belum termasuk nikah yang terjadi pada bulan haji. Padahal, berdasar pengalaman tahun-tahun sebelumnya, pernikahan yang terjadi di bulan haji di seantero Banyuwangi mencapai 2.500 sampai 3.000 peristiwa.
Tingginya angka pernikahan yang tidak diimbangi pasokan stok buku nikah itu kini berdampak pada menipisnya stok buku nikah di kantor urusan agama (KUA) seantero Bumi Blambangan. Untuk menyiasati menipisnya pasokan tersebut, beberapa KUA terpaksa "meminjam" stok milik KUA lain.
Kepala Seksi (Kasi) Bimbingan Masyarakat (Binmas) Islam Moh Jali yang mewakili Kepala Kantor Kemenag Banyuwangi Santoso mengatakan, pernikahan di Banyuwangi rata-rata 17.000 per tahun. Stok buku nikah ideal adalah jumlah pernikahan plus sepuluh persen. Itu berarti, buku nikah yang seharusnya dipasok ke Kemenag Banyuwangi 18.700 pasang.
Dia mengatakan, pada awal 2013, kantor Kemenag Banyuwangi mendapat kiriman buku nikah 8.000 pasang. Padahal, sampai September 2013, pernikahan yang terjadi di Banyuwangi lebih dari 10.000 peristiwa.
"Jika dibandingkan stok yang datang pada awal tahun itu, terjadi minus lebih dari 2.000 pasang buku nikah. Beruntung, kami masih memiliki stok sisa tahun lalu sebanyak 3.000 pasang," ujarnya.
jawapos.co.id
Tag :
Berita