Orang yang memiliki kecenderungan genetik terhadap kegelisahan memiliki kemungkinan lebih kecil membantu orang lain.
Inilah yang dikemukakan oleh para peneliti dari University of Nebraska-Lincoln.
Mereka menemukan bahwa keterlibatan yang rendah dalam perilaku prososial seperti pekerjaan sukarela terkait erat dengan pengangkut serotonin gen.
"Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa sistem neurotransmitter serotonin otak berperan penting dalam mengatur emosi," jelas Scott Stoltenberg, salah seorang profesor yang turut terlibat dalam penelitian.
Ditambahkan, "Penemuan kami menemukan bahwa perbedaan individu terkait tingkat kegelisahan sosial dipengaruhi oleh sistem gen sertonin ini dan perbedaan ini dapat menjelaskan sedikit mengapa beberapa orang cenderung bersikap lebih prososial," jelas Stoltenberg, seperti dilaporkan Huffington Post, Jumat (18/10).
Studi seperti ini menunjukkan bahwa faktor biologis memiliki pengaruh penting terhadap cara orang berinteraksi dengan sesama. Namun, tentunya, selain gen ada pula faktor lain seperti kondisi lingkungan.
Penemuan yang dipublikasikan dalam jurnal Social Neuroscience ini didasari oleh analisis gen dan laporan diri mengenai kajian yang dibahas.
sumber:
Tabloid Bintang.
Inilah yang dikemukakan oleh para peneliti dari University of Nebraska-Lincoln.
Mereka menemukan bahwa keterlibatan yang rendah dalam perilaku prososial seperti pekerjaan sukarela terkait erat dengan pengangkut serotonin gen.
"Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa sistem neurotransmitter serotonin otak berperan penting dalam mengatur emosi," jelas Scott Stoltenberg, salah seorang profesor yang turut terlibat dalam penelitian.
Ditambahkan, "Penemuan kami menemukan bahwa perbedaan individu terkait tingkat kegelisahan sosial dipengaruhi oleh sistem gen sertonin ini dan perbedaan ini dapat menjelaskan sedikit mengapa beberapa orang cenderung bersikap lebih prososial," jelas Stoltenberg, seperti dilaporkan Huffington Post, Jumat (18/10).
Studi seperti ini menunjukkan bahwa faktor biologis memiliki pengaruh penting terhadap cara orang berinteraksi dengan sesama. Namun, tentunya, selain gen ada pula faktor lain seperti kondisi lingkungan.
Penemuan yang dipublikasikan dalam jurnal Social Neuroscience ini didasari oleh analisis gen dan laporan diri mengenai kajian yang dibahas.
sumber:
Tabloid Bintang.
